Sistim pembelajaran menulis
Jawa secara Praktis dan Sistematis.
a. Langkah pertama, guru mengenalkan
bentuk huruf Jawa secara urut kaidah konvensional (Tata Bahasa Normatif),
kemudian siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengelompokkan susunan bentuk
huruf Jawa berdasarkan kemiripannya sehingga tersusun kelompok-kelompok huruf
Jawa sesuai dengan kemiripan bentuknya.
Bentuk huruf diurutkan dari yang paling sederhana ke yang agak rumit, dari
simbol yang mudah ke simbol yang kompleks dan seterusnya menuju yang paling
rumit. Siswa dapat diberi kebebasan untuk menyusun urutan bentuk huruf Jawa
yang telah disajikan secara acak.
Kemudian urutan huruf Jawa
yang telah disusun secara Praktis dan Sistematis tersebut baru diberi nama
secara latin sesuai dengan hurufnya.
CONTOH
HASIL KERJA SISWA
SUSUNAN
HURUF JAWA
SECARA
PRAKTIS DAN SISTEMATIS
r g m j
(ra) (ga) (ma) (ja)
p a l y
(pa) (ha) (la) (ya)
f n k d
(da) (na) (ka) (dha)
s c w t
(sa) (ca) (wa) (ta)
q z b v
(tha) (nga) (ba) (nya)
Atau dapat tercipta susunan sebagai berikut
:
r g p a l y
(ra) (ga) (pa) (ha) (la) (ya)
s c w t j
(sa) (ca) (wa) (ta) (ja)
f n k d m
(da) (na) (ka) (dha) (ma)
q z b v
(tha) (nga) (ba) (nya)
Susunan huruf Jawa dapat
divariasikan lagi sesuai dengan kreatifitas siswa. Kehadiran tulisan latin di
atas hanya bersifat sementara atau sebagai pembantu pengenalan pertama/awal.
Untuk selanjutnya siswa dilatih membaca huruf Jawa secara langsung dalam bentuk
penerapan kata Legena ( huruf pokok
tanpa pasangan dan tanpa sandhangan). Pada tataran ini memang siswa belum
dikenalkan bentuk pasangan maupun sandhangan dan fokus pembelajaran untuk
penguasaan ketrampilan membaca dan menulis huruf Jawa Dentawyanjana / Legena.
b.
Langkah kedua, Setelah langkah pertama dikuasai berarti siswa telah hafal
bentuk huruf Jawa Legena (Dentawyanjana) yang berjumlah 20 huruf.
Selanjutnya guru melatih siswa untuk menulis huruf Jawa dari susunan kata-kata
bertuliskan huruf latin. Contoh latihan menulis Jawa tingkat dasar tanpa
penggunaan pasangan maupun sandhangan, Legena(Dentawyanjana) .
rmmcnwl
rama maca nawala
|
prglrmt
paraga lara mata
|
knanby
kana ana baya
|
pntwst
pana tawa sata
|
gwbtsz
gawa bata sanga
|
frpdsb
dara padha saba
|
sfnpsrg
sadana pasa raga
|
wrsksl
wara saka sala
|
jkgwjl
jaka gawa jala
|
ngsbwn
naga saba wana
|
jyntbt
jaya nata bata
|
ngrmwtt
nagara mawa tata
|
c. Langkah ketiga,
guru mengenalkan sandhangan swara beserta penerapannya dalam menulis
kata/kalimat. Langkah ini ditempuh, karena dengan pertimbangan bahwa psikologi
siswa akan mudah mengingat huruf-huruf vokal daripada konsonan. Bahkan bentuk pasangan yang biasanya dikenalkan
setelah huruf Dentawyanjana/Legena, dalam sistem belajar praktis dan sistematis akan
dikenalkan setelah selesai pengenalan bentuk sandhangan atau secepatnya setelah sandhangan swara. Adapun bentuk sandhangan swara, penamaan,
dan pemakaian dalam kata dapat
dicontohkan sebagai berikut :
Bentuk Sandhangan
|
Nama Sandhangan (Bunyi Suara)
|
Contoh dalam kata
|
Bentuk tulisan Jawa
|
…..i
|
Wulu
Bunyi suara “i”
|
siji
|
siji
|
…..u
|
Suku
Bunyi suara “u”
|
buku
|
buku
|
…..e
|
Pepet
Bunyi suara “e”
|
sega
|
seg
|
[ ….
|
Taling
Bunyi suara “e”
|
meja
|
[mj
|
[ …..
o
|
Taling-tarung
Bunyi suara “o”
|
loro
|
[lo[ro
|
Contoh dalam
kalimat :
Kutha sala dadi
loro :
kuqslffi[lo[ro
Sega tela rada
eca :
seg[tlrf[ac
d. Langkah keempat, guru mengenalkan
bentuk sandhangan lainnya.
….h
|
Wighnyan
Bunyi suara “h”
|
gajah
|
gjh
|
…/..
|
Layar
Bunyi suara “r”
|
bayar
|
by/
|
….=….
|
Cecak
Bunyi “ng”
|
layang
|
ly=
|
…….\
|
Pangkon
Untuk huruf mati
|
bapak
|
bpk\
|
……}
|
Cakra-keret
Bunyi suara “re”
|
kretu
|
k}tu
|
…..]
|
Cakra
Bunyi suara “ra”
|
krama
|
k]m
|
…..,….
|
Pada Lingsa
( Tanda koma )
|
baya, naga
|
by,ng
|
…….
|
Pada Lungsi
(Tanda titik)
|
saka Sala.
|
sksl.
|
……;…..
|
Pada Pangkat
(Pemisah angka
Jawa)
|
bata 231
|
bt;231
|
?.......
|
adeg-adeg
(Untuk memulai
Kalimat/Alenia)
|
Tana saka Sala.
|
?tnsksl.
|
…_…
|
pepet-cecak
(Bunyi “eng”)
|
wengku
|
w_ku
|
…+…
|
Untuk huruf
Rekan
|
Zakat
|
j+kt\
|
….)
|
suku-cakra
(Bunyi “ru”
|
sruwal
|
s)wl\
|
…...-
|
Pengkal
(Bunyi suara “ya”)
|
madya
|
md-
|
Contoh pemakaian dalam kata/kalimat :
Kutha
raja gemah ripah loh jinawi.
?kuqrjgemhriph[lohjinwi.
Prekara utang mengko dibayar .
?p}kraut=m_[kofiby/.
d. Langkah kelima,
guru baru mengenalkan bentuk Pasangan.
Penggolongannya dibagi menjadi
empat, yaitu :
1. Bentuk pasangan yang
sama persis dengan huruf pokok, penempatannya di bawah huruf pokok.
…R …Y.. …G… …Z…
(ra) (ya) (ga) (nga)
2. Bentuk pasangan yang
mirip dengan huruf pokok, penempatannya sejajar dengan huruf pokok.
…H …P .S
(ha) (pa) (sa)
3. Bentuk pasangan yang
mirip dengan huruf pokok, penempatannya di bawah huruf pokok.
…K ….T ….L …D… ….M …Q…
(ka) (ta) (la) (dha) (ma) (tha)
4. Bentuk pasangan yang
sudah beda dengan huruf pokok, penempatannya di bawah huruf pokok.
…N ….C ….F ….W ….J …V ….B
(na) (ca) (da) (wa) (ja) (nya) (ba)
Contoh
pemakaian dalam kata/kalimat :
Mas
Warna nonton bal-balan.
?msW/n[no[nTonBlBlLn.
Bapak
tindak sabin.
?bpkTinFkSbin\,
Nandur
pari panen genjer.
?nnF|/prip[n[nG[vJ/.
e. Langkah Keenam,
guru baru mengenalkan jenis-jenis huruf Jawa lainnya dengan penerapan
secukupnya dalam kata atau kalimat. Jenis-jenis huruf Jawa yang yang dikenalkan
pada siswa berturut-turut dari : Angka Jawa, Aksara
Swara, Aksara Rekan, dan Aksara Murda. Urutan yang demikian itu
disesuaikan dengan tingkat kesulitan pemahaman siswa. Biasanya Angka
Jawa merupakan pengenalan awal, karena dianggap mudah pengenalan bentuk/simbol
dan sederhana aturan penulisannya. Aksara
Swara demikian pula dikenalkan setelah Angka
Jawa. Setelah kedua bentuk di atas cukup dipahami siswa, baru pengenalan Aksara Rekan dan Murda . Aksara rekan dan Murda
diberikan paling akhir dengan pertimbangan bentuk huruf tersebut agak rumit
pemahamannya dan aturan penulisannya agak sulit. Oleh karena itu pembelajaran
huruf Rekan dan Murda sebaiknya diberikan pada tingkatan kelas delapan atau
sembilan. Bentuk masing-masing huruf Jawa di atas, yaitu :
~ Angka Jawa :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
Contoh : Taun 1578 Saka ?taun\;1578;sk.
Bebeke ngendhog 56 saben dina
?[b[b[kKaze[nDog\;56;sbenFin.
~ Aksara Swara : A I U E O
A I U E O
Contoh : Agama Islam. ?AgmIsLm\.
Organisasi Ekonomi. ?O/gnissiE[ko[nomi.
Suku Urdhu. ?sukuU/du.
~ Aksara Rekan : kha dza fa/va za gha
k+ f+ p+ j+ g+
Contoh :
zaman khalifah : j+mn\k+lif+h
Ghofar lagi dzikir : [go+p+/lgif+ki/
~ Aksara Murda :
Na Ka Ta Sa Pa Nya Ga Ba
! @ # $ % ^ & *
Contoh :
Nabi Ismail : !biIsMail\
Kutha Salatiga : @uq$ltig
Tanah Pasundhan : #nh%sunDn\
Ratu Kali Nyamat : rtu@li^mt\
Bupati Kudus : *upti@ufus\
Kali Serang : @li[$r=
Demikianlah langkah-langkah sistem
pembelajaran menulis Jawa secara Praktis dan Sistematis yang dapat
digunakan guru dalam pembelajaran pengenalan tulisan Jawa di kelas. "Selamat Mencoba, Semoga Sukses."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar